TIPS UNINSTALL DAN PEREMAJAAN PROGRAM APLIKASI

Barangkali para pembaca pernah juga mengalami hal yang seperti penulis alami ini: Menginstalasi suatu program aplikasi dan suatu saat tidak lagi membutuhkannya. Umumnya dengan program uninstaller kita dapat dengan mudah menguninstal program yang tidak kita butuhkan tersebut. Namun masalah bisa muncul jika uninstaller tidak dapat menjalankan tugasnya, misalnya karena adanya kerusakan file atau database yang berisi informasi uninstal program yang bersangkutan atau memang rutin uninstalnya tidak tersedia. Sudah tentu hal ini mengganggu karena selain filefile program yang tidak lagi kita pakai menumpuk di harddisk, entri-entri program yang masih tersimpan di registri hanya akan memperlambat kinerja sistem operasi komputer kita. Menghapus file-file program secara manual tidak akan menyelesaikan masalah 100% karena selain file-file program juga tersebar di direktori sistem (Windows/System), entri-entri program yang masih tertinggal di registri justru akan menimbulkan masalah baru di sesi berikutnya (invalid registry entries). Kalau hal ini terjadi berulang kali, satu-satunya jalan pintas untuk membuat kinerja komputer kembali fit adalah dengan melakukan clean install/ new install sistem operasi (Windows) di direktori baru (selain yang secara default di C:\Windows) atau lebih jauh lagi dengan format ulang yang disusul dengan penginstalan ulang seluruh aplikasi yang ada. Permasalahan ini sebenarnya bisa dihindari jika kita mengetahui cara membackup registri (sebelum

suatu aplikasi terinstal) serta cara mendata seluruh file yang terkopi selama proses instalasi (dengan bantuan program tertentu). Metode ini cukup sederhana namun terbukti efektif. Yang diperlukan di sini hanyalah ketelitian dan kedisiplinan dalam menjalankan prosedur yang ada. TRIK UNINSTALASI PROGRAM Sebelum mulai menginstal suatu program, mula-mula backuplah 4 file registry yang ada di direktori Windows (system.dat, user.dat, system.ini, win.ini) ke direktori lain, lebih aman lagi di partisi/drive lain (misalnya di D:\Backup01). Proses backup dilakukan di mode MSDOS. Untuk mudahnya buatlah file batch seperti pada tabel 1 (sesuaikanlah pathnya) : Berilah nama misalnya: Backup.bat. Dengan demikian untuk membackup, cukup jalankan file batch ini dalam mode DOS. Untuk mendata seluruh file yang akan terkopi selama proses instalasi, kita membutuhkan program shareware RemoveR. Di sini penulis memakai shareware RemoveR versi 1.75. Untuk mendownload shareware ini, kunjungilah website : http:// homepages.enterprise.net/ dodgy/rmvrbugwatch.shtml Dengan demikian shareware RemoveR perlu kita instalasikan dulu sebelumnya. Mula-mula dengan RemoveR, update lah database drive tujuan instalasi (Update Scan Database). Setelah instalasi suatu program aplikasi selesai, kliklah tombol Find Changes pada program RemoveR untuk melihat file-file yang terinstal lengkap dengan pathnya. Selanjutnya seluruh path kita seleksi (highlight) untuk kemudian disave (Save Selected Files for Future Removal) sebagai file berekstensi RDF (RemoveR Data Files) dengan nama sesuai program yang kita instal tersebut (untuk memudahkan). Dengan demikian suatu saat nanti kita perlu menguninstal program aplikasi tersebut, proses uninstal dapat dijalankan dengan seksama: 1. File registri direstorasi kembali dari direktori Backup01 ke direktori Windows lewat mode MS-DOS (registri kembali bersih dari entri yang tidak diperlukan). 2. RemoveR memberikan penyelesaian akhir dengan membuang seluruh file yang tidak terpakai (kliklah Uninstall using saved data File lalu ikutilah prosedur uninstalnya). File batch untuk merestorasi misalnya seperti pada tabel 2 (sesuaikanlah pathnya): Berilah nama misalnya: Restore.bat. Cukup jalankan file batch ini dalam mode DOS untuk mengembalikan setting registry ke keadaan semula (prainstalasi). Perlu dicatat, bahwa prosedur uninstal semacam ini hanya aman dilakukan selama tidak ada penginstalan aplikasi baru sesudahnya yang akan mengupdate kembali registri di direktori Windows. Untuk menerapkan metode ini secara berturutan sudah barang tentu diperlukan sedikit kerja ekstra (setiap kali menginstalasi program yang baru) dengan membuat direktori backup yang baru untuk menyimpan setting registri sebelumnya serta menyunting file-file batch untuk menyesuaikan tujuan backup. Selain itu tiap folder backup perlu diberi nama secara khusus untuk memudahkan mengingat urutan aplikasiaplikasi yang terinstal. Ini disebabkan karena tiap backup registri adalah khusus untuk aplikasi tertentu. Hal ini dapat diilustrasikan seperti pada tabel 3. Uninstalasi program harus dilakukan secara urut dari belakang (backward) untuk meng-hindari kekacauan saat merestorasi registry yang lama (registri yang direstore menghapus entri-entri program yang sebenarnya tidak hendak diuninstalasikan). Dari ilustrasi di atas misalnya. Untuk menguninstal Aplikasi 02, terlebih dahulu file registri di Backup03 direstorasi ke Windows, lalu dengan menggunakan RemoveR, file-file Aplikasi 03 dihapus. Baru setelah itu file registri di Backup02 direstorasi ke Windows dan diakhiri dengan penghapusan file-file Aplikasi 02. Jika uninstal Aplikasi 02 dilakukan langsung dengan merestorasi file registri di Backup02 dan membuang filefile Aplikasi 02 dengan RemoveR, maka akibatnya meskipun Aplikasi 02 berhasil di-remove dengan cukup seksama namun akibatnya Aplikasi 03 akan rusak (cacat registri) karena otomatis entri-entri registri untuk Aplikasi 03 hilang sama sekali (yang eksis hanyalah file-file Aplikasi 03 di ruang harddisk namun tidak teregistrasi sama sekali di sistem operasi yang kita miliki). Dengan demikian pergunakanlah metode ini untuk aplikasi-aplikasi yang sekiranya membutuhkan uninstal di kemudian hari (misalnya program shareware yang dibatasi waktu) atau program yang sifatnya masih “coba-coba” (trial version). Dengan kata lain metode ini layak dicoba setelah seluruh program aplikasi yang sudah kita anggap mapan (tidak akan diutak-utik lagi) telah kita instal di harddisk. TRIK MEREMAJAKAN PROGRAM Terbukti pula metode ini mampu “meremajakan” kembali aplikasi (khususnya shareware yang umumnya dibatasi waktu pemakaiannya). Caranya sebagai berikut : Misalnya, begitu kita selesai menginstal shareware yang dibatasi waktu (30 hari), maka kita langsung melakukan backup lagi terhadap file-file registri di folder lain pada sesi MS-DOS berikutnya. Setelah aplikasi berjalan dalam rentang waktu tertentu (misalnya 28 hari) dan kita tidak melakukan perubahan yang mendasar pada registri, cobalah merestorasi kembali backup file registri tersebut (lewat DOS), dan … sim salabim, abrakadabra … “sang kakek jompo” yang tinggal berusia 2 hari, kembali menjadi “seorang bayi” yang terlahir kembali. Hal ini dimungkinkan, sebab umumnya time counter program shareware tersimpan dalam file registri sehingga hanya dengan merestorasi file registri yang masih “segar” (belum lewat barang 1 hari pun) otomatis time counter kembali direset. Perkecualian misalnya informasi waktu mundurnya dicatat dalam file berekstensi INI (configuration settings). Untuk kasus ini file tersebut dapat disunting secara manual dengan editor teks biasa (Notepad). Metode ini menurut pengalaman penulis cukup ampuh untuk “mengakali” program-program shareware yang cukup ketat dalam membatasi tenggang waktu pemakaiannya. Tidak jarang meski kita menguninstal program shareware (dengan program uninstaller biasa) sebelum habis masa berlakunya dan kemudian kembali menginstal ulang, program shareware tersebut tetap saja menghitung waktu dari saat pertama kalinya diinstal ke harddisk (bukan dari saat kita menginstal ulang). Akibatnya setelah waktu yang ditentukan terlewati umumnya program tersebut sama sekali tidak jalan meskipun telah dilakukan uninstal dan reinstal berulang kali. Ini menandakan bahwa prosedur uninstalasi biasa umumnya tidak sanggup membersihkan registri secara tuntas (entri time counter di registry Windows masih belum terhapus). Umumnya kasus ini hanya bisa diatasi dengan banyak kerepotan dan kerja keras : Melakukan clean instal / new instal Windows dari awal lagi! Sudah barang tentu metode restore-backup ini masih lebih praktis dari pada instal ulang sistem operasi yang cukup merepotkan (meski tetap menuntut ketelitian dan kedisiplinan pemakai). Namun demikian metode ini tetap tidak dapat “mengakali” shareware yang masa pakainya dibatasi oleh tanggal tertentu (bukan durasi pemakaian). Kalau sudah begini metode yang lebih “primitif” namun kurang populer dan kadang kala tidak berhasil, bisa dipakai: Memundurkan waktu (RTC/Real Time Clock) !!!

copy c:\windows\system.ini d:\backup01 copy c:\windows\win.ini d:\backup01 attrib +r +a +s +h d:\backup01\system.dat attrib +r +a +s +h d:\backup01\user.dat attrib +r +a +s +h c:\windows\system.dat attrib +r +a +s +h c:\windows\user.dat Tabel 1 @echo off attrib -r -a -s -h d:\backup01\system.dat attrib -r -a -s -h d:\backup01\user.dat attrib -r -a -s -h c:\windows\system.dat attrib -r -a -s -h c:\windows\user.dat copy d:\backup01\system.dat c:\windows copy d:\backup01\user.dat c:\windows copy d:\backup01\system.ini c:\windows copy d:\backup01\win.ini c:\windows attrib +r +a +s +h d:\backup01\system.dat attrib +r +a +s +h d:\backup01\user.dat attrib +r +a +s +h c:\windows\system.dat attrib +r +a +s +h c:\windows\user.dat Tabel 2
Sumber: kalo gak salah dari PcPlus. Maaf krn saya cuman diberi “sodara” saya (Cak Budi-PPKIA nJember) dan pingin berbagi dengan anda. Siapapun yg menulis ini, kita semestinya berterima kasih pada beliau.

@echo off attrib -r -a -s -h c:\windows\system.dat attrib -r -a -s -h c:\windows\user.dat copy c:\windows\system.dat d:\backup01 copy c:\windows\user.dat d:\backup01

The collection of http://www.esnips.com/web/salimku just feel free to copy and redistribute all the materials in. Don’t forget to write your comments in the site or in http://salimku.blogsome.com Bussiness Opportunity, visit: http://www.indomandiri.com



    0 komentar:

    Posting Komentar