Hakekat Cinta Kepada Allah

Oleh: Syamsuddin Ramadhan al-Nawiy

Alangkah bahagianya jika seseorang berhasil meraih dan menggapai cinta Allah SWT. Sebab, bila seseorang berhasil mendapatkan cinta Allah, maka hidupnya akan dituntun dan dibimbing oleh Allah SWT. Allah akan membimbing penglihatannya tatkala dirinya melihat; Allah akan membimbing pendengarannya, manakala ia mendengarkan. Sebaliknya, betapa menyakitkan bila kita merasa mencintai dan dicintai oleh Allah, akan tetapi cinta kita hanya bertepuk sebelah tangan. Kita merasa mendapatkan kecintaan Allah, akan tetapi sebenarnya kita tidak pernah mendapatkan kecintaan dari Allah SWT.

Betapa banyak orang sibuk mengerjakan perbuatan-perbuatan tertentu untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT. Ada diantara manusia yang menyendiri di tengah hutan, jarang makan-minum, bahkan mandi; menjauhi anak-isterinya dan sanak keluarganya. Ia beranggapan bahwa dengan cara ini ia akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT.

Kita juga menyaksikan ada diantara manusia yang melakukan ritual-ritual tertentu untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT. Ada yang berpuasa tiga hari tiga malam tanpa putus-putus; bahkan ada yang sampai 40 hari 40 malam. Ada pula yang sibuk membaca kalimat-kalimat dzikir, mengunjungi kuburan para nabi dan wali, membaca riwayat hidup Rasulullah Saw, dan sebagainya.


Akan tetapi, apakah dengan cara-cara seperti itu mereka akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT? Lalu, bagaimana cara kita meraih dan menggapai kecintaan dari Allah SWT; agar cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan dan tidak hanya sebatas merasa mencintai Allah SWT, namun Allah sama sekali tidak mencintai kita.

Allah SWT telah memberikan petunjuk yang sangat jelas, bagaimana cara mendapatkan kecintaanNya. Allah SWT telah berfirman:

Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali-Imran [3]: 31).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir menyatakan, “Ayat ini merupakan pembukti, ‘Siapa saja yang mengaku mencintai Allah SWT, namun ia tidak berjalan sesuai dengan jalan yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad Saw, maka orang tersebut hanya berdusta saja. Dirinya diakui benar-benar mencintai Allah, tatkala ia mengikuti ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw, baik dalam perkataan, perbuatan, dan persetujuan beliau Saw’.” Jika teruji bahwa ia benar-benar mencintai Allah, yakni dengan cara menjalankan seluruh ajaran Muhammad Saw, maka Allah akan balas mencintai orang tersebut. Rasul Saw bersabda:

Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan maka perbuatan itu tertolak.” [Muttafaq ‘alaihi].

Para ahli hikmah telah menyatakan, “Perkara yang hebat bukanlah kamu [merasa] mencintai Allah, akan tetapi, kalian benar-benar dicintai (oleh Allah SWT).

Imam Hasan al-Bashriy pernah berkata, “Ada suatu kaum merasa bahwa mereka telah mencintai Allah SWT, lalu, Allah SWT menguji mereka dengan firmanNya, “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali-Imran [3]: 31).

Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, “Bukankah agama ini adalah cinta dan benci karena Allah SWT?

Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan, “Jika kalian mengikuti sunnah Rasulullah Saw, maka kalian akan mendapatkan keberkahan hidup.

Atas dasar itu, jika kita hidup sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw, maka kita pasti akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, dan kita juga pasti akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Dari uraian Imam Ibnu Katsir di atas jelaslah bagi kita, jika seseorang ingin meraih dan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, kita mesti berbuat dan berperilaku sesuai tuntunan Islam. Jika kita berjalan sesuai dengan ajaran yang dibawa Muhammad Saw, tentu kita akan dicintai oleh Allah SWT. Sebaliknya, meskipun kita merasa mencintai dan dicintai Allah SWT, kita tidak akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, selama tidak berjalan sesuai dengan ajaran Muhammad Saw.

Atas dasar itu, kita tidak boleh membuat tatacara atau ritual tersendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ajaran ataupun ritual apapun yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Saw tidak mungkin mengantarkan kita untuk meraih cinta Allah SWT. Hanya dengan menjalankan ajaran Islam secara konsisten dan konsekuen. Kita akan mendapat kecintaan dari Allah SWT.

Jelaslah kini, hanya ada satu cara untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT; yaitu, selalu menjaga keimanan dan berperilaku sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw. Seorang yang mencintai Allah SWT akan berusaha dengan segenap tenaga untuk menerapkan aturan-aturan Allah SWT, baik yang berhubungan dengan masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya.

Sayangnya, saat ini kita tidak mampu lagi menerapkan aturan-aturan Allah SWT dikarenakan tidak ada institusi yang menjaminnya. Penerapan syari’at Islam dalam bingkai negara masih jauh di atas kenyataan. Padahal, penerapan syariat Islam secara utuh dan menyeluruh merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah, sekaligus jalan pembuka untuk meraih cinta Allah. Bagaimana kita bisa merasa dicintai Allah SWT sementara itu kita mencampakkan aturan-aturannya dan menerapkan pranata-pranata kufur? Pastinya, bukan kecintaan yang kita dapat, akan tetapi laknat dan kebencian yang akan kita sandang. Na’udzu billahi min dzaalik.

    0 komentar:

    Posting Komentar