TETANGGA & BERTETANGGA (MENURUT ISLAM)
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 2. Religius 1 komentar
Beriman kepada Hari Akhir
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 2. Religius 0 komentar
Aku Bosan
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Kakak ku belum pulang, katanya cari uang
Hanya ada pembantu, mengurusi hidup ku
Hanya ada televisi, menemani hari ku
Aku bosan, aku bosan, aku bosan
Bosan...bosan...bosan...bosan...
Aku bosan, aku bosan, aku bosan
Bosan...bosan...bosan...bosan...
Ketika papi pulang, mukanya sangat tegang
Ketika mami pulang, menyapa hallo sayang
Ketika kakak pulang, jalannya sudah goyang
Katanya cari uang, katanya cari uang
Aku bosan, aku bosan, aku bosan
Bosan...bosan...bosan...bosan...
Aku Berjalan
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota
Kupandang kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan
Tampak anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang kotor
Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang melamun
Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita
Aku Antarkan
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Sore pukul lima
Laju roda dua
Seperti malas tak beringas
Langit mulai gelap
Sebentar lagi malam
Namun kau harus
Kembali tinggalkan
Kota ini
Saat lampu-lampu
Mulai dinyalakan
Semakin erat lingkar
Lenganmu di pinggangku
Jarak bertambah dekat
Dua kelok lagi
Stasiun bis antarkota
Pasti terlihat
Tak terasa seminggu
Sudah engkau di pelukku
Tak terasa seminggu
Alangkah cepatnya waktu
Tak terasa seminggu
Habis kulumat bibirmu
Tak terasa seminggu
Tak bosan kau minta itu
Tiba ditujuan
Mesin kumatikan
Jariku kau genggam
Seakan enggan kau
Lepaskan
Air Mata Api
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Ayahku harimau ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa sisa
Sebab kerap merintih kerap menjerit
Temanku gitar temanku lagu
Nyanyikan tangis marah dan cinta
Temanku niat temanku semangat
Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat
Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api
Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku terkuras
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis
Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api
Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api
Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku habis terkuras
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis
Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api
Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api
Air Mata (feat. Jockie)
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Dengan hati telanjang
Lepaslah belenggu
Sesungguhnya lepaslah
Sesuatu yang hilang
Sudah kita temukan
Walau mimpi ternyata
Kata hati nyatanya
Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini
Air mata nyatanya
Sampai berapa lama
Kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah
Mengalirlah
Mengalirlah
Ada Lagi Yang Mati
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Diantara tumpukan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Belakang pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah
Aku lihat orang menangis
Disela gaduhnya suasana
Segera aku menghampiri
Dengan bimbang
Kubertanya padanya
Rupanya yang mati sang teman
Teman hidam hidup sepaham
Hanya kisah yang dilewati
Ia berdua ikat tali saudara
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Sisa darah orang yang mati
Disimpannya di dalam hati
Lalu dia seperti batu
Sampai...malam
Sampai semuanya pergi
Belakang pasar dekat terminal
Adalagi orang yang mati
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Dendam ada dimana-mana
Dijantungku di jantungmu
Dijantung hari-hari
Dendam ada dimana-mana
2 Menit 10 Detik
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Engkaukah itu perempuanku?
Diamlah diamlah
Berhentilah berhentilah
Sebentar
Yang tertawa di nganga luka
Engkaukah itu betinaku?
Puaskah hatimu?
Teruslah tertawa
Hingar
22 Januari
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Coba saling mengerti apa didalam hati
22 Januari tidak sendiri
Aku berteman iblis yang baik hati
Jalan berdampingan
Tak pernah ada tujuan
Membelah malam
Mendung yang selalu datang
Ku dekap erat
Ku pandang senyummu
Dengan sorot mata
Yang keduanya buta
Lalu kubisikan sebaris kata-kata
Putus asa....sebentar lagi hujan
dua buku teori kau pinjamkan aku
Tebal tidak berdebu kubaca slalu
empat lembar fotomu dalam lemari kayu
kupandang dan kujaga sampai kita jemu
8,8 mm Dalam KuasaMu (feat. Harry Suliztiarto)
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Sendiri terkunci disini
Menatap belukar karang terjal
Arang semua mimpiku
Coba singkirkan gamang hati
Menjadi belati sendiri
Menembus dinding kelam langit hitam
Bersama geram di nadiku
Tanah oh tanah tanahku
Beri baja ragaku
Kan ku terjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya
Koyak sudah semua yang ada
Terkoyak ke dasar sukmaku
Sendiri tergantung di gelap malam
Berakhirkah ku disini ?
Sirna kini kesombonganku
Terhempas berkali dan luka
Diterkam beku digerus badai
Tawarkan ku tuk menyerah
Api oh api apiku
Beri bara darahku
Kan kuterjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya
Tuhan oh Tuhan Tuhanku
Beri mata hatiku
Tetap kusadarkan Kau pelindung diriku
PadaMu ku berserah diri
Ada
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada
Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada
Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada
Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada
Hanya tak terasa ada disana
Hanya tak terasa ada disini
Hanya tak terasa apa yang dirasa
Ada dan tak ada mungkin tak berbeda
Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada
Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada
Antara ada disini
Rasa disini
Ada antara disana
Dimana rasa?
Antara ada disini
Nalar disini
Ada antara disana
Dimana nalar?
Ada dan tak ada
Nyatanya ada
Menari dan bernyanyilah
Langit dan bumi nyatanya ada
Tapi tersimpan di cakrawala
Desa
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Walau lahan sudah menjadi milik kota
Bukan berarti desa lemah tak berdaya
Desa adalah kekuatan sejati
Negara harus berpihak pada para petani
Entah bagaimana caranya
Desalah masa depan kita
Keyakinan ini datang begitu saja
Karena aku tak mau celaka
Desa adalah kenyataan
Kota adalah pertumbuhan
Desa dan kota tak terpisahkan
Tapi desa harus diutamakan
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Tapi tengkulak tengkulak bergentayangan
Tapi lintah darat pun bergentayangan
Untuk apa punya pemerintah
Kalau hidup terus terusan susah
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
1910
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata air mata
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata air mata
Berdarahkan tuan yang duduk di belakang meja
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Lalu terangkat semua beban dipundak
Semudah itukah luka-luka terobati
Nusantara tangismu terdengar lagi
Nusantara derita bila terhenti
Bilakah bilakah
Sembilan belas oktober tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata air mata
O o o o o o o o o
Nusantara langitmu saksi kelabu
Nusantara terdengar lagi tangismu
Ho ho ho
Nusantara kau simpan kisah kereta
Nusantara kabarkan marah sang duka
Saudaraku pergilah dengan tenang
Sebab luka sudah tak lagi panjang
17 Juli 1996
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Anjing herder sampai anjing peking
Dar der dor otak digedor
Dengan pelor hati di teror
Ngeles !...
Sas sis sus dengar desas desus
Banyak kasus bikin sakit usus
Hang heng hong berita bohong
Kongkalikong sindikat king kong
Cuek aje !...
Kwek kwek kwek suara bebek
Merem melek denger geledek
Dalam benteng diadu gambreng
Bandar judi tambah mentereng
Untung banyak do’i !...
Sengkuni kilik sana sini
Kurawa dan Pandawa rugi
Dewa dewa kerjanya berpesta
Sambil nyogok bangsa manusia
Hancur !...
Hak asasi hidup disini
Tinggal kata tinggal piagam
Bukan keki bukan bukan patah hati
Sebab hukum berwajah muram
Busyet dah !...
16 Juli 1996
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Tergetar hati melihatmu
Matamu bening
Suaramu bening
Semangatmu hening
Wajahmu lembut
Senyummu lembut
Rambutmu lepas tergerai
Terasa sejuk mengenalmu
Merdeka aku dibuaimu
Jalan yang panjang
Sebatas pandang
Kau tempuh tanpa mengeluh
Tangan terkepal
Berangkatlah kapal
Menuju dermaga sepi
Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah
Dipayungi mega kelabu
Aku tak peduli
Apa yang terjadi
Jangan kau pergi dariku
Akan kutemani
Ke dermaga sepi
Membelai ombak yang biru
Kau bangkitkan aku
Kupanggil kau selalu
Bertahanlah dalam gelombang
Kau buka mataku
Kau sadarkan aku
Janganlah bosan
Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah
Dipayungi mega kelabu
Iwan Fals
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 1. Intermezo 0 komentar
Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 yang pernah menjadi kolumnis beberapa tabloid olah raga ini, menjadi icon jalanan, yang lagu-lagunya kerap dibawakan para pengamen.
Hingga kini Iwan tetap produktif berkarya dan album terakhirnya, Manusia Setengah Dewa dirilis 2005 lalu.
Sementara iru, perkawinannya dengan Rosanna (Mbak Yos) yang sekaligus menjadi manajernya ini, dikaruniai tiga anak, Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Pada 2005, Iwan merilis album IWAN FALS IN LOVE. Album ini berisi 16 lagu yang berisi tentang percintaan, dengan menjagokan hit single Ijinkan Aku Menyayangimu.
Bulan April 2007, Iwan kembali mengeluarkan album terbarunya, dengan titel 50:50. Judul yang unik karena 12 lagu yang ada di album ini, enam di antaranya diciptakan oleh Iwan dan sisanya diciptakan oleh musisi lain. Dari segi materi album, album ini cukup seimbang, antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial.
Demi regenerasi musik Indonesia, Iwan pun mendirikan label rekaman sendiri yang diberi nama Fals Record. Dan band pertama yang ia tangani adalah kelompok band pendatang baru Hardolino.
15 Juli 1996
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Kalau kau datang
Hatiku senang
Berbunga bunga
Bulan dan bintang
Terangi malam
Sehabis hujan
Saling bicara
Tukar cerita
Berbagi rasa
Aku disini
Tetap di tepi
Masih bernyanyi
Dunia sedang dilanda kalut
Alam semesta seperti merintih
Kau dengarkah?
Aku tak bisa
Untuk tak peduli
Hati tersiksa
Aku bersumpah
Untuk berbuat
Yang aku bisa
Harus ada yang dikerjakan
Agar kehidupan berjalan wajar
Hidup hanya sekali wahai kawan
Aku tak mau mati dalam keraguan
Kalau kau datang
14 – 04 – 84
By BAGINDA SULTAN MAULANA Label: 9. Lirik Lagu Iwan Fals 0 komentar
Kurindu dirimu
Tahukah kau
Rasakah kasih
Cintaku putih
Rasakah kasih
Saat gelisah begitu buas hancurkan jiwa
Saat tak kuat lagi memendam marah
Sungguh aku cinta (sayang) kau
Jangan didik anak kita penakut
Demi kebenaran yang nyata
Istriku manis senyum yang manis
Anakku jantan tertawalah lantang
Istriku manis jangan menangis
Anakku jantan murkalah jantan