TETANGGA & BERTETANGGA (MENURUT ISLAM)

Bertangga adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak bisa ditolak. Sebab manusia memang tidak semata-mata makhluk individu, tstapi juga makhluk sosial.Satu sama lain harus bermitra dalam mencapai kebaikan. Islam memerintahkan segenap manusia untuk senantiasa berjamaah dan berlomba dalam berbuat kebaikan. Sebaliknya, Islam melarang manusia bersekutu dalam melakukan dosa dan permu-suhan.Firman Allah SWT : “Bertolong-tolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah , kepada Allah, karena sesungguhnya Allah sangat berat siksanya” (Q.S.A1 Maidah: 2)
Setiap orang tentu ingin hidup rukun dan harmonis dengan tetangganya. Hanya orang-orang yang memiliki penyakit hati saja yang menolak suasana hubungan harmonis itu. Keharmonisan hubungan bertetangga sebenamya sangat amat penting, sebab kekuatan sendi-sendi sosial suatu masyarakat sangat ditentukan oleh keharmonisan hubungan antar anggotanya. Sebaliknya, bila dalam suatu masyarakat terjadi disharmoni (ketidak harmonisan) hubungan di antara anggotanya, maka akan melemahkan sendi-sendi sosial masyarakat tersebut. Kendati demikian kita tidak pernah bisa memaksa orang lain untuk selalu bersikap baik, kecuati kita paksa diri kita sendtri untuk bersikap baik terhadap siapapun. Alangkah beruntungnya jikalau kita hidup dan bertetangga dengan orang-orang yang baik. Walaupun rumah sempit, kalau tetangganya baik tentu akan terasa lapang. Dan alangkah ruginya, jika rumah kita dikelilingi oleh tetangga-tetangga yang busuk hati. Walaupun rumah lapang, niscaya akan terasa sempit.
Menurut Imam Syafi’i, yang dimaksud dengan tetangga adalah 40 rumah di samping kiri, kanan, depan dan belakang. Mau tidak mau, setiaphari kita bertemu dengan mereka, baik hanya sekedar melempar semyuman, lambaian tangan, salam atau ngobrol di antara pagar rumah dan sebagaimya
Islam sangat memperhatikan masalah-masalah adab bertetangga. Dalam sebuah riwayat, Nabi SAW mengingatkan Fatimah dengan keras agar memberikan tetangga mereka apa yang menjadi hak-haknya. Kisahnya berawal ketika Nabi SAW pulang dari berpergian, beberapa meter menjelang rumahnya, Nabi SAW mencium aroma gulai kambing yang berasal dari rumahnya. Nabi SAW bergegas menuju rumahnya dan menemui Fatimah yang ternyata memang sedang memasak kambing. Spontan nabi SAW memerintahkan Fatimah untuk memperbanyak kuah gulai kambing yang sedang dimasaknya.
Dari kisah di atas kita ambil kesimpulan bahwa ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial yang diperintahkan lslam kepada kita. Islam memerintahkan untuk senantiasa mempertajam hubungan sosial kita. Dari sini bisa dipahami, betapa Islam mengajarkan kita untuk senantiasa membiasakan diri untuk merasakan kesenangan dan kesulitan bersama dengan masyarakat kita. ArtinyaIslan sangat melarang kita hidup egois, serakah, dan individualis.
MENGHORMATI TETANGGA
Penghormatan kepada tetangga adalah bagian dari aktualisasi keimanan kita kepada Allah SWT dan hari akhir, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hart akhir, maka hendaklah la memuliakan tetangga” (HR.Muslim). Anjuran untuk tetangga, tentu maknanya amat luas. menghormati berarti juga tidak menyakiti hatinya, selalu berwajah manis pada tetangga, tidak menceritakan aib mereka, tidak menghina dan melecehkannya, dan tentu juga tidak menelantarkannya jika dia tengah membutuhkan pertolongan.
Dr Yusuf Qafdhawi menyebutkan, “seorang tetangga memitikt peran sentral dalam memetihara harta dan kehormatan warga sekitarnya” Dengan demikian seorang mukmin pada hakikatnya merupakan penjaga yang harus bertanggung jawab terhadap keselamatan seluruh milik tetangganya Bahkan, seorang tidak dikatakan beriman jika dia tidak bisa memberi rasa aman pada tetangganya.
ADAB BERTETANGGA

Dalam sebuah badits, Nabi SAW bersabda: “Hak tetangga ialah, bila dia sakit, kamu kunjungi, bila wafat, kamu mengantarkan jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang, maka kamu pinjami, dan bila tetangga kesukaran, maka jangan dibeberkan, aib-aibnya kamu tutup-tutup dan rahasiakan. Bila dia memperoleh kebaikan, maka kita turut bersuka cita dan mengucapkan selamat kepadanya. Dan bila menghadapi musibah, kamu datang untuk menyampaikan rasa duka. Jangan sengaja meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya, lain menutup jalan udaranya (kelancaran angin baginya). Dan janganlah kamu mengganggunya dengan bau masakan, kecuali kamu menciduknya dan memberikan kepadanya.
Keharmonisan hubungan bertetangga bukan hanya bisa menciptakan lingkungan bersih, sehat dan aman, tetapi juga membangun benteng yang kokoh bagi anak-anak kita. Tetangga bisa mendatangkan rahmat dan kasih sayang, tetapi (sebaliknya) tetangga bisa juga menebarkan kemalangan dan malapetaka bagi lingkunganya. Akibat hak-hak bertetangga banyak dilupakan inilah, maka tidak sedikit masyarakat yang mengalami keresahan. Anggota masyarakat justru menjadi sumber masalah. Kejahatan sering terjadt justeru banyak dilakukan oleh anggota masyarakat itu sendiri. Sehingga tak jarang kita mendengar kasus-kasus pencurian, perampokan, pembunuhan dan lain-lain, dan pelakunya justru tetangganya sendiri.

Beriman kepada Hari Akhir


Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya,
“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).
Hari Akhir disebut demikian sebab tidak ada hari setelahnya. Perlu diketahui bahwa al-Qur`an menetapkan lima fase yang dilalui oleh setiap orang: fase ketiadaan, fase alam rahim, fase dunia, fase alam Barzakh dan yang terakhir adalah alam akhirat.
Fase pertama ditetapkan oleh firman Allah, “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Al-Insan: 1).
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.” (Al-Baqarah: 28).
Fase kedua ditetapkan oleh firman Allah,“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.” (Az-Zumar: 6).
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Al-Haj: 5).
Fase ketiga ditetapkan oleh firman Allah,“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl: 78).
“Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya.” (Al-Haj: 5).
Fase ketiga ini adalah fase ujian, ia merupakan tolak ukur kebahagiaan dan kesengsaraan untuk fase selanjutnya. Firman Allah, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (Al-Mulk: 2).
Fase keempat ditetapkan oleh firman Allah, “Agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (Al-Mukminun: 100).
Fase kelima merupakan tujuan akhir, ia ditetapkan oleh firman Allah, “Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat.” (Al-Mukminun: 15-16).
Dalil yang menetapkan kewajiban beriman kepada Hari Akhir berjumlah banyak, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Yang pertama hadir dalam bentuk perintah beriman kepada Hari akhir dan penetapan bahwa beriman kepada Hari Akhir termasuk sifat orang-orang yang beriman. Yang kedua tentang penetapan terhadap sebagian perkara hari Akhir seperti kebangkitan, hisab, pembagian buku catatan amal dan lain-lain.
Dalil yang pertama seperti firman Allah,“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, Hari Kemudian dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 62).
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.” (Al-Baqarah: 177).
Sabda Nabi saw,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُوْلِهِ وَاليَوْمِ الأَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ .
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, kepada Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalil yang kedua seperti firman Allah tentang kebangkitan, “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ‘Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (At-Taghabun: 7).
Firman Allah tentang hisab dan pembagian buku catatan,“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak, ‘Celakalah aku.’ Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (Al-Insyiqaq: 6-12).
Di antara perkara pokok yang menjadi pertentangan antara Rasulullah saw dengan masyarakat jahiliyah adalah kehidupan sesudah kematian. Masyarakat jahiliyah menganggap mustahil dan tidak nalar kalau jasad yang sudah habis dimakan tanah dihidupkan kembali. Di dalam al-Qur`an Allah menyampaikan ucapan-ucapan mereka yang mengungkapkan pengingkaran mereka terhadap kehidupan setelah kematian. Firman Allah, “Mereka berkata, ‘Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan ? Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!” (Al-Mukminun: 82-83).
“Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.” (Qaaf: 3).
Penyair mereka berkata,
أمَوتٌ ثُمَّ بَعْثٌ ثُمَّ حَشْرٌ
حَدِيْثُ خُرَافَةٍ يَا أُمَّ عَمْرٍو
Karena kuatnya pengingkaran mereka terhadap kebangkitan sesudah kematian maka al-Qur`an menyanggah dan meyakinkan mereka dengan metode:
Al-Qur`an menetapkan kodrat dan kekuasaan Allah dalam menciptakan makhluk-makhluk yang besar lagi agung. Selanjutnya al-Qur`an menetapkan jika Allah berkuasa menciptakan makhluk-makhluk tersebut lalu apa yang menghalangi Allah untuk menghidupkan orang mati di mana ia lebih mudah? Firman Allah, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al-Ahqaf: 33).
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ghafir: 57).
Al-Qur`an menetapkan bahwa Allah menciptakan manusia yang sebelumnya dalam ketiadaan, selanjutnya al-Qur`an menetapkan jika Allah mampu menciptakan manusia dari ketiadaan niscaya lebih mudah bagiNya mengembalikan manusia yang sebelumnya telah ada karena siapa pun mengetahui bahwa mengembalikan yang sudah ada lebih mudah daripada menciptakan dari ketiadaan. Firman Allah, “Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya. Dan bagiNya-lah sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi; dan Dia-lah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Ar-Rum: 27).
“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (Yasin: 78-79).
Al-Qur`an mengajak manusia melihat kepada bumi yang mati lalu Allah menurunkan air dari langit dan menghidupkan bumi. Bukankah ini adalah menghidupkan setelah kematian? Firman Allah, “Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Haj: 5).
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Az-Zukhruf: 11).
Al-Qur`an menetapkan peistiwa-peristiwa penghidupan sebagian orang yang mati di dunia ini sebagai bukti tidak terbantahkan akan kekuasaan Allah dalam menghidupkan setelah mematian. Firman Allah, “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman, ‘Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaannya agar kamu mengerti.” (Al-Baqarah: 72-73).
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka, ‘Matilah kamu,’ kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (Al-Baqarah: 243).

Aku Bosan


Papi ku belum pulang, mami ku belum pulang

Kakak ku belum pulang, katanya cari uang

Hanya ada pembantu, mengurusi hidup ku

Hanya ada televisi, menemani hari ku

Aku bosan, aku bosan, aku bosan

Bosan...bosan...bosan...bosan...

Aku bosan, aku bosan, aku bosan

Bosan...bosan...bosan...bosan...


Ketika papi pulang, mukanya sangat tegang

Ketika mami pulang, menyapa hallo sayang

Ketika kakak pulang, jalannya sudah goyang

Katanya cari uang, katanya cari uang


Aku bosan, aku bosan, aku bosan

Bosan...bosan...bosan...bosan...

Aku Berjalan


Aku berjalan diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota

Kupandang kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan

Tampak anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang kotor

Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang melamun

Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita

Aku Antarkan


Aku antar kau

Sore pukul lima

Laju roda dua

Seperti malas tak beringas

Langit mulai gelap

Sebentar lagi malam

Namun kau harus

Kembali tinggalkan

Kota ini

Saat lampu-lampu

Mulai dinyalakan

Semakin erat lingkar

Lenganmu di pinggangku

Jarak bertambah dekat

Dua kelok lagi

Stasiun bis antarkota

Pasti terlihat

Tak terasa seminggu

Sudah engkau di pelukku

Tak terasa seminggu

Alangkah cepatnya waktu

Tak terasa seminggu

Habis kulumat bibirmu

Tak terasa seminggu

Tak bosan kau minta itu

Tiba ditujuan

Mesin kumatikan

Jariku kau genggam

Seakan enggan kau

Lepaskan

Air Mata Api


Aku adalah lelaki tengah malam
Ayahku harimau ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa sisa
Sebab kerap merintih kerap menjerit

Temanku gitar temanku lagu
Nyanyikan tangis marah dan cinta
Temanku niat temanku semangat
Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat

Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api

Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku terkuras

Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis

Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api

Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api

Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku habis terkuras

Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis

Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api

Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api

Air Mata (feat. Jockie)


Disini kita bicara
Dengan hati telanjang
Lepaslah belenggu
Sesungguhnya lepaslah

Sesuatu yang hilang
Sudah kita temukan
Walau mimpi ternyata
Kata hati nyatanya

Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini
Air mata nyatanya

Sampai berapa lama
Kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah
Mengalirlah
Mengalirlah

Ada Lagi Yang Mati


Aku lihat orang yang mati
Diantara tumpukan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam

Belakang pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah

Aku lihat orang menangis
Disela gaduhnya suasana
Segera aku menghampiri
Dengan bimbang
Kubertanya padanya

Rupanya yang mati sang teman
Teman hidam hidup sepaham
Hanya kisah yang dilewati
Ia berdua ikat tali saudara

Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Sisa darah orang yang mati
Disimpannya di dalam hati
Lalu dia seperti batu
Sampai...malam
Sampai semuanya pergi

Belakang pasar dekat terminal
Adalagi orang yang mati
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam

Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala

Dendam ada dimana-mana
Dijantungku di jantungmu
Dijantung hari-hari
Dendam ada dimana-mana

2 Menit 10 Detik


Yang menangis di ketiakku
Engkaukah itu perempuanku?

Diamlah diamlah
Berhentilah berhentilah
Sebentar

Yang tertawa di nganga luka
Engkaukah itu betinaku?

Puaskah hatimu?
Teruslah tertawa
Hingar

22 Januari


22 Januari kita berjanji

Coba saling mengerti apa didalam hati

22 Januari tidak sendiri

Aku berteman iblis yang baik hati

Jalan berdampingan

Tak pernah ada tujuan

Membelah malam

Mendung yang selalu datang

Ku dekap erat

Ku pandang senyummu

Dengan sorot mata

Yang keduanya buta

Lalu kubisikan sebaris kata-kata

Putus asa....sebentar lagi hujan

dua buku teori kau pinjamkan aku

Tebal tidak berdebu kubaca slalu

empat lembar fotomu dalam lemari kayu

kupandang dan kujaga sampai kita jemu

8,8 mm Dalam KuasaMu (feat. Harry Suliztiarto)


Usai sudah kata kataku
Sendiri terkunci disini
Menatap belukar karang terjal
Arang semua mimpiku

Coba singkirkan gamang hati
Menjadi belati sendiri
Menembus dinding kelam langit hitam
Bersama geram di nadiku

Tanah oh tanah tanahku
Beri baja ragaku
Kan ku terjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya

Koyak sudah semua yang ada
Terkoyak ke dasar sukmaku
Sendiri tergantung di gelap malam
Berakhirkah ku disini ?

Sirna kini kesombonganku
Terhempas berkali dan luka
Diterkam beku digerus badai
Tawarkan ku tuk menyerah

Api oh api apiku
Beri bara darahku
Kan kuterjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya

Tuhan oh Tuhan Tuhanku
Beri mata hatiku
Tetap kusadarkan Kau pelindung diriku
PadaMu ku berserah diri

Ada


Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada

Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada

Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada

Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada

Hanya tak terasa ada disana
Hanya tak terasa ada disini
Hanya tak terasa apa yang dirasa
Ada dan tak ada mungkin tak berbeda

Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada

Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada

Antara ada disini
Rasa disini
Ada antara disana
Dimana rasa?

Antara ada disini
Nalar disini
Ada antara disana
Dimana nalar?

Ada dan tak ada
Nyatanya ada
Menari dan bernyanyilah
Langit dan bumi nyatanya ada
Tapi tersimpan di cakrawala

Desa


Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri

Walau lahan sudah menjadi milik kota
Bukan berarti desa lemah tak berdaya
Desa adalah kekuatan sejati
Negara harus berpihak pada para petani

Entah bagaimana caranya
Desalah masa depan kita
Keyakinan ini datang begitu saja
Karena aku tak mau celaka

Desa adalah kenyataan
Kota adalah pertumbuhan
Desa dan kota tak terpisahkan
Tapi desa harus diutamakan

Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua

Tapi tengkulak tengkulak bergentayangan
Tapi lintah darat pun bergentayangan
Untuk apa punya pemerintah
Kalau hidup terus terusan susah

Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua

Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri

Desa harus jadi kekuatan ekonomi

1910


Apakabar kereta yang terkapar di senin pagi
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata air mata
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata air mata
Berdarahkan tuan yang duduk di belakang meja
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Lalu terangkat semua beban dipundak
Semudah itukah luka-luka terobati
Nusantara tangismu terdengar lagi
Nusantara derita bila terhenti
Bilakah bilakah
Sembilan belas oktober tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata air mata
O o o o o o o o o
Nusantara langitmu saksi kelabu
Nusantara terdengar lagi tangismu
Ho ho ho
Nusantara kau simpan kisah kereta
Nusantara kabarkan marah sang duka
Saudaraku pergilah dengan tenang
Sebab luka sudah tak lagi panjang

17 Juli 1996


Gonjang ganjing gonggongan anjing
Anjing herder sampai anjing peking
Dar der dor otak digedor
Dengan pelor hati di teror

Ngeles !...

Sas sis sus dengar desas desus
Banyak kasus bikin sakit usus
Hang heng hong berita bohong
Kongkalikong sindikat king kong

Cuek aje !...

Kwek kwek kwek suara bebek
Merem melek denger geledek
Dalam benteng diadu gambreng
Bandar judi tambah mentereng

Untung banyak do’i !...

Sengkuni kilik sana sini
Kurawa dan Pandawa rugi
Dewa dewa kerjanya berpesta
Sambil nyogok bangsa manusia

Hancur !...

Hak asasi hidup disini
Tinggal kata tinggal piagam
Bukan keki bukan bukan patah hati
Sebab hukum berwajah muram

Busyet dah !...

16 Juli 1996


Kukenal kamu dari jauh
Tergetar hati melihatmu

Matamu bening
Suaramu bening
Semangatmu hening

Wajahmu lembut
Senyummu lembut
Rambutmu lepas tergerai

Terasa sejuk mengenalmu
Merdeka aku dibuaimu

Jalan yang panjang
Sebatas pandang
Kau tempuh tanpa mengeluh

Tangan terkepal
Berangkatlah kapal
Menuju dermaga sepi

Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah

Dipayungi mega kelabu

Aku tak peduli
Apa yang terjadi
Jangan kau pergi dariku

Akan kutemani
Ke dermaga sepi
Membelai ombak yang biru

Kau bangkitkan aku
Kupanggil kau selalu
Bertahanlah dalam gelombang

Kau buka mataku
Kau sadarkan aku
Janganlah bosan

Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah

Dipayungi mega kelabu

Iwan Fals

Iwan Fals

Laki-Laki
Islam
Jakarta, 03 September 1961
Lihat Iwan Fals


Biografi :

Iwan Fals yang memiliki nama lengkap Virgiawan Listianto adalah penyanyi balada yang telah menjadi legenda di Indonesia. Lagu-lagunya konsisten mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pinggiran yang dekat dengannya. Sehingga lagu-lagunya ini banyak bermakna kritik yang berdampak 'cekal' baginya di masa Orde Baru.

Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 yang pernah menjadi kolumnis beberapa tabloid olah raga ini, menjadi icon jalanan, yang lagu-lagunya kerap dibawakan para pengamen.

Hingga kini Iwan tetap produktif berkarya dan album terakhirnya, Manusia Setengah Dewa dirilis 2005 lalu.

Sementara iru, perkawinannya dengan Rosanna (Mbak Yos) yang sekaligus menjadi manajernya ini, dikaruniai tiga anak, Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Pada 2005, Iwan merilis album IWAN FALS IN LOVE. Album ini berisi 16 lagu yang berisi tentang percintaan, dengan menjagokan hit single Ijinkan Aku Menyayangimu.

Bulan April 2007, Iwan kembali mengeluarkan album terbarunya, dengan titel 50:50. Judul yang unik karena 12 lagu yang ada di album ini, enam di antaranya diciptakan oleh Iwan dan sisanya diciptakan oleh musisi lain. Dari segi materi album, album ini cukup seimbang, antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial.

Demi regenerasi musik Indonesia, Iwan pun mendirikan label rekaman sendiri yang diberi nama Fals Record. Dan band pertama yang ia tangani adalah kelompok band pendatang baru Hardolino.

15 Juli 1996



Kalau kau datang
Hatiku senang
Berbunga bunga

Bulan dan bintang
Terangi malam
Sehabis hujan

Saling bicara
Tukar cerita
Berbagi rasa

Aku disini
Tetap di tepi
Masih bernyanyi

Dunia sedang dilanda kalut
Alam semesta seperti merintih
Kau dengarkah?

Aku tak bisa
Untuk tak peduli
Hati tersiksa

Aku bersumpah
Untuk berbuat
Yang aku bisa

Harus ada yang dikerjakan
Agar kehidupan berjalan wajar
Hidup hanya sekali wahai kawan
Aku tak mau mati dalam keraguan

Kalau kau datang

14 – 04 – 84


oleh: Iwan Fals

Tahukah kau
Kurindu dirimu
Tahukah kau

Rasakah kasih
Cintaku putih
Rasakah kasih

Saat gelisah begitu buas hancurkan jiwa
Saat tak kuat lagi memendam marah

Sungguh aku cinta (sayang) kau

Jangan didik anak kita penakut
Jangan ajar anak kita pengecut
Tolong kabarkan tinjuku untuknya
Demi kebenaran yang nyata

Istriku manis senyum yang manis
Anakku jantan tertawalah lantang
Istriku manis jangan menangis
Anakku jantan murkalah jantan